Tak Lebih Dari Sapu Tangan Lusuh


Denting irama ini menjadi teman setia saat malam menggemakan nama mu dihati
Seorang yang bias, membayang dengan imaji penuh senyuman merah itu
Perlahan mengenal, dalam riuh ombak masa lalu
Berharap, untuk sedikit tempat di ingatanmu
Hingga nanti, semua rapuh mu menceritakan tentang sedikit langkah bersama
Tak akan mau untuk menyerah, apalagi mundur dalam untaian pembahagia
Karena senyum mu terlalu pudar untuk membiarkan mu berjalan sendiri di gelap cinta
Sampai saat menuntun mu di tempat yang tepat
saat itu aku akan pergi, karena disana, ada, apa yang kita sebut bahagia

Ketika pergi, cukupkan aku di ingatanmu
Teruslah berlari, jangan berbalik melihat kesedihanmu ini
Di tempat itu, aku adalah debu yang dapat menjatuhkan air mata
Jadi, tinggalkan sakit itu, karena aku tak pernah ingin melihat mu menangis

Aku tak lebih dari sapu tangan
Cukup simpan saja aku di tumpukan pakaian tua yang kau sukai
jangan lagi mencoba melihat lusuh ku

Selamat tinggal air mata
Selamat tinggal kesedihan
Ayo, Coba katakan berulang-ulang di hati mu

kau tenang sajalah
Pilar-pilar yang kokoh telah ku bangun
menjadi tempat ku memandang keceriaan mu di kejauhan
Jadi, jangan risaukan aku
Do'akan saja aku tidak dihampiri petir, tidak ada gempa yang kuat
Itu sudah cukup
Hingga pilar yang ku bangun menyentuh lapisan tanpa udara

Dalam kesendirian ku, aku percaya
Semua ketidaksengajaan antara kita, adalah kesengajaan Tuhan yang sangat menyayangi mu
Cukup bahagiakan dirimu saja
Dan aku mampu melukis bahagia ku

© 2011 Sejuta Kisah Untuk Satu Nama, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena