Seorang yang bias, membayang dengan imaji penuh senyuman merah itu
Perlahan
mengenal, dalam riuh ombak masa lalu
Berharap,
untuk sedikit tempat di ingatanmu
Hingga
nanti, semua rapuh mu menceritakan tentang sedikit langkah bersama
Tak akan mau untuk menyerah, apalagi mundur dalam untaian pembahagia
Karena
senyum mu terlalu pudar untuk membiarkan mu berjalan sendiri di gelap cinta
Sampai
saat menuntun mu di tempat yang tepat
saat
itu aku akan pergi, karena disana, ada, apa yang kita sebut bahagia
Ketika pergi, cukupkan aku di ingatanmu
Teruslah
berlari, jangan berbalik melihat kesedihanmu ini
Di
tempat itu, aku adalah debu yang dapat menjatuhkan air mata
Jadi,
tinggalkan sakit itu, karena aku tak pernah ingin melihat mu menangis
Aku
tak lebih dari sapu tangan
Cukup
simpan saja aku di tumpukan pakaian tua yang kau sukai
jangan
lagi mencoba melihat lusuh ku
Selamat
tinggal air mata
Selamat
tinggal kesedihan
Ayo,
Coba katakan berulang-ulang di hati mu
kau
tenang sajalah
Pilar-pilar
yang kokoh telah ku bangun
menjadi
tempat ku memandang keceriaan mu di kejauhan
Jadi,
jangan risaukan aku
Do'akan
saja aku tidak dihampiri petir, tidak ada gempa yang kuat
Itu
sudah cukup
Hingga
pilar yang ku bangun menyentuh lapisan tanpa udara
Dalam
kesendirian ku, aku percaya
Semua
ketidaksengajaan antara kita, adalah kesengajaan Tuhan yang sangat menyayangi
mu
Cukup
bahagiakan dirimu saja
Dan
aku mampu melukis bahagia ku