Bersabarlah, Nyonya!


Terlalu sering merasa sulit untuk ungkapkan semangat ini, karena proses yang berjalan tak pernah dihargai sedikitpun walau hanya sebatas belas kasihan. Semua pasti ingin hidup dengan impiannya yang telah sejak lama didambakan, tapi liku kehidupan tak pelak membuat kesabaran diuji sekuat apa yang bisa kita lewati.

Padi tak akan pernah menjadi beras jika saja tanah dan hujan tak membantunya untuk tetap tumbuh. Gelap juga tak akan pernah menjadi terang jika saja matahari tak sinari bumi yang dihentak. Tentu semua sisi menjadi berarti untuk setiap langkah yang tengah berjalan.

Melukis hidup kadang tak seindah apa yang dapat picasso lakukan dalam kanvasnya, setiap instrumen yang terkait memunculkan gradasi warna yang mengagumkan lewat sentuhan, itu semua tak mungkin sejalan tanpa adanya campur tangan Tuhan. Ya, Sang Kuasa lah yang menunjukkan garis tangan bergerak dengan hebatnya, keringat yang bercucur, air mata do’a di sunyi malam, serahkan semua yang akan dihadapi kepada-Nya.

Tak ada yang mampu melihat geliat nadi yang bersemangat memompakan darah penuh usaha menggapai mimpi, tenggelam dalam balutan kulit yang semua terlihat sama, tolong dengan pelan rasakan pacuan ini, semua sedang bersiap penuh semangat untuk memasuki gerbang kebahagiaan. Bersabarlah untuk tiap detik yang memilukan, kami yang merancang jalan kebahagiaan itu, hingga nanti kami hadiahkan semua kebahagiaan yang selalu dirimu inginkan. Nyonya, kita sedang kesana. Berpeganglah, karena ini masih sangat berguncang.
Read More

Kita Lukis ! Dan Kita Nikmati "Di sana"


Saat cahaya pertama menyentuh tirai jendela di kamar itu
Udara sejuk mengiring hangatnya fajar memasuki celah-celah kelam yang semakin terang
Tepat saat itu yang ku tatap adalah pagi indah yang cerah
Rumput yang basah, dengan sentuhan embun yang perlahan mengalah
Hijaunya yang menjadi kuning, serentak berpapasan dengan aroma pagi yang menghilang
Inilah cerita kamar itu dengan kebaikan pagi yang penuh warna terang

Tiba sejenak, saat aku mengalami hal tersulit dalam menyelesaikan bait-bait ini
Mulailah ku dengar suara bisik saxofone tua, dengan irama klasik yang tumpah
Ketenangannya, menjadi hadiah indah dari Tuhan untukku
Saat aku menyelesaikannya, pahamilah, ini hati dengan cerita yang sama dengan kamar itu
Dulu aku menyebutnya, kamar yang penuh dengan tawa riang dari kesunyian

Mengenalmu, adalah cahaya pertama di hati
Pelan kau berjalan, menggerogoti logika ku yang santun menemui bagian terluar hati
Kau ketuk, dengan salam keceriaan yang jadikan mu sungguh berharga penuh makna
Kau basuh luka yang dulu, dengan cinta yang tidak kuyup ku rasa
Menghiasi taman tua kumuh dengan bunga musim semi yang lebih indah dari fatamorgana
Inilah cerita tentang hati yang jatuh pada satu cinta, berselimut kebahagiaan sang pemimpi senja

Lukislah cinta ini, dengan hal yang terindah dari apa yang pernah ada
Dari titik pertama kuas itu menyentuh kanvas hidup
Hingga Titik terakhir dari lukisan takdir ini terselesaikan
Jadikanlah aku teman setia mu di Surga
Kita nikmati pameran lukisan cinta ini disana
Semoga saja.............................


Sep. 21 Febuari 2012.
Read More

Rindu Itu Tanpa Sopan Santun


Ini di luar dari apa yang aku inginkan..
Rindu yang datang tanpa sopan santun..
Menggeliat manja dalam onggokan daging yang aku sebut ia sebagai hati...
Tanpa ampun merumput santai dalam damai yang aku bentuk...
Menyesak..Menyakitkan...
Luluh lantah kelelapan malam..
Rindu yang datang tanpa sepatah kata..
Meracik nada-nada nostalgia..
Yang menjadi racun bagi hati ku yang celaka..
Mencaci-caci perasaan ku yang tak berwibawa..
Tanpa daya ..
Tanpa perlawan..
Rindu yang datang tanpa sopan santun itu..
Beretorika tentang sekelumit potret usang Yang begitu ingin aku buang..
Nikmat dalam pilu..


Read More

Sebut Saja Aku !



Sebut Saja Aku !!

Aku masih sebagian cerita yang mulai ditulis meski tak tertinta
Aku pun ketidakpastian yang tersirat membuta
Berbagi ketakutan dengan waktu yang dianggap lambat namun pasti dan cepat
aku yang menjantung berdetak tak tentu tanpa muara untuk bahagia dan lara

dan demi apa??

Jangan bertanya !!
Sebut saja aku dengan adanya
Ke akuanku adalah nyata memakna namun perasa tanpa terkecuali dan seterusnya
Aku cerita yang terdiri dari keseluruhan paragraf tanda tanya
Yang menanti beberapa titik dan koma sebagai akhir cerita
Yang berakhir pada suatu ketika yang Tidak lagi ada dengan hanya “aku” yang bermahkota
Namun akan ada “Kita” yang bersinggasana pada suatu waktu yang tidak biasa

Semoga saja
Read More

© 2011 Sejuta Kisah Untuk Satu Nama, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena