Aku Senang Disini


Malam ini langit menuliskan sejuta bahasa yang sangat aku mengerti
Tentang pengakuan akan sebuah keindahan hati
Memalingkan derajad-derajad senja yang tak beraturan

Dengan menghirup sehelai nafas saja, aku sudah bisa berkata tenang sejuta mimpi tentang mu
Menulis semua mimpi itu di tangan kananku
Goresan yang aku buat sendiri dengan kenangan yang paling lugu
Laksana pisau atau sembilu aku lingkari  tepat di singgasana nadiku
Dan mengangkatnya tinggi2 hingga awan pun tahu tentang itu
Aku membiarkan helaian awan itu menjabarkannya
Walaupun semua akan menghukumku

Telah lama kumengerti firasat semburat jingga yang tah kemana
Yang di dasar kakinya aku mengais rindu yang akan padam pada pelita gelas
Membuatku menyaksikan pertunjukan melodi yang sulit terdengar
Ntah irama apa ini?
Terlalu cepat, dan terkadang terlalu lambat
Tak sesuai dengan suara musik yang aku dengar malam ini
Irama G ke C minor . . . . . , dan ntah apalagi kelajutan dari nada itu

Aku merasakan sedikit mengalir
Kemudian deras tak terbatas nafas
Tangan kanan ini tetap kuangkat tinggi2
Apakah dengan ini langit malam bisa kuubah menjadi pagi?
Atau coklat petang yang kuwarnai dengan krayon siang?
Sama saja

Paduka awan . . . .
Lihatlah aku
Ku mohon . . .
Masukkan aku ke penjara yang paling hina menurutmu
Disitu tak satupun rindu yang kukenal
Dan tak satu pun dari hati yang dapat ku ingat
Biar lah langkah ini menjadi rangkakan kaki layu
Dan mata ini tak mampu menyaksikan kegelapan pahit
Biarkan aku tak berkata
Karena kataku juga akan membuat ku rindu pada alunan musik yang tak beraturan

Hingga saat aku kaku
Aku dapat menikmati diri tanpa satu taman bungapun
Tanpa rindu, tanpa melodi
Hanya goresan tangan yang telah membusuk ini yang akan berkata
Aku senang di sini

© 2011 Sejuta Kisah Untuk Satu Nama, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena