Hanya Rindu


Bulan… Bias cahaya melukis malam jadi taman. Kubayangkan kau di sini, di pangkuan. Memetik angin mendawaikan lagu, seirama detak jantung memperjelas rindu. Pemandangan selalu lebih indah, ketika tatap matamu bersinar di pangkuanku. Mungkin kau titipkan kerling matamu pada embun. Kukecup keningmu pada setangkai kuntum…
Jarak…
Aku mencintaimu, maka rindu menjadi pertemuan paling indah ketika kamu tak di sisiku. Suaramu musik yang membebaskan aku dari sepi.
Gemuruh…
Aku dengar ombak di kejauhan, bagai  jantung berdebar memecah sunyi. Memenuhi teluk hatiku dengan gemuruh laut yang tak pernah henti. Sebab hanya rindu mampu menyempurnakan percakapan kita, yang kadang tak bisa diakhiri dengan sapaan.
Malam lebih panjang. Memikirkan kamu seorang. Di balik cerahnya bintang, kaukah yg mengarahkan kompas hatiku? Untuk kutemukan doamu yang kau titipkan pada langit jauh. Jejak jejakmu melindungi setiap kenangan, menciptakan bayangan yang berjaga di lensa mata. Sungguh, aku rindu kamu…



© 2011 Sejuta Kisah Untuk Satu Nama, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena