Di Gerhana Bulan


Saat ini dimana malam tepat rasa rindu ku memuncak, aku ingin sekali rasanya berbagi banyak cerita tentang hari-hari yang ku lewati sendiri, membaginya kepada mu adalah hal yang paling ku nantikan, mengisahkan semua semangat yang kau pacu di ruang hidup ku, untuk satu hal yang kau sebut “lebih baik dan bahagia”.
          Awalnya ingin ku sapa diri mu dengan salam ceria ku. “Hei Putri ku, salam ceria ku untuk mu (^_^)”. Ini aku dengan tempat di hati ku yang masih saja menanti mu untuk menyemai mawar yang indah. Ingat tentang tomat merah jambu?  , akan ku petik mereka kala aku mulai diberi waktu untuk merayu mu, setiap dawai yang disentuh pelan membuat rindu ku memuncak, tapi sabarlah untuk ratusan malam lagi, kita bertahan bukan untuk sapu tangan kesedihan, tapi untuk melukiskan semua keindahan di langit dengan hujan yang menuntun rindu ke balai perapian, butuh pelangi untuk jembatan semua warna kelam, tak usah kau minta, karena bagian melengkungnya kini telah ku rangkai dengan rapi walau terlihat buram, saat nanti kita langkahkan kaki cinta, mereka akan penuh dengan taman yang indah, percayalah. Karena mereka terhubung dengan surga yang mempertemukan kita suatu saat nanti.
         Dan tibalah saat hujan turun, rasanya hujan kali ini berbeda, mereka ramai-ramai berbicara walau hanya berbisik sepertinya, semua kata yang ku dengar hanya tentang mu, ini hujan kangen, apakah kau masih mengingatnya? , dan kemudian teringat akan titik air tepat membuat payung itu menjadi kuyup, yang saat itu kau sengaja melukisnya untuk ku, membuat momen ini rasanya menjadi hal yang sial (hahaha) karena pacuan rindu semakin mengalirkan semua ingatan ku tentang mu di darah ku. Aku Lelaki yang mengajakmu berkemas untuk sesuatu yang tidak ada menjadi ada, dan untuk yang ada malah menjadi tidak ada, apakah kau menyesal telah mengenal ku? Ku harap kau pahami semua maksudnya. Bertemanlah dengan cinta ku walau jauh, buatlah semua hal yang sakit menjadi baik-baik saja saat ini, karena senyummu mampu menghidupkan banyak cahaya dan lihatlah cahaya ku dari kamarmu. Semoga itu cukup untuk rindu yang ada saat ini. Terima kasih untuk semua hal yang kau titipkan di kebaikan ku. Semuanya belum berakhir, dan tak harus diakhiri.


(Percayalah).( gerhana bulan, 15 juni 2011)
Sep

© 2011 Sejuta Kisah Untuk Satu Nama, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena